Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan putra maupun putri, merupakan gerakan islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumberkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kepanduan Hizbul Wathan didirikan dengan tujuan mewujudkan masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridlai Allah dengan jalan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam lewat jalur pendidikan kepanduan. Susunan organisasi Hizbul Wathan dibuat secara berjenjang dari Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah/kota, Kwartir Cabang. Ketua Kwartir Pusat Hizbul Wathan adalah Ramanda Uun Harun Syamsudin. Ketua Kwartir Wilayah Jawa Tengah adalah Ramanda Abdul Rasyid Wasim. Ketua Kwartir Daerah Banyumas adalah Ramanda Anjar Nugroho.
SEJARAH HIZBUL
WATHAN
Hizbul Wathan didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan pada
tahun 1918, saat itu gerakan Hizbul Wathan melangkahkan langkahnya yang pertama
dengan nama Padvinder Muhammadiyah. Untuk pengawasan gerakan padvinder
Muhammadiyah ini diserahkan kepada Muhammadiyah bagian sekolahan. Oleh
Muhammadiyahbagian sekolahan tersebut dibentuklah pengurus sebagai berikut :
Ø
Ketua : H. Muchtar
Ø
Wakil ketua : H. Hadjid
Ø
Sekretaris : Somodirjo
Ø
Keuangan Abdul Hamid
Ø
Organisasi : Siradj Dahlan
Ø
Komando : Sjarbini dan Damiri.
Untuk memajukan gerakan tersebut, direncanakan akan
mengadakan studi ke JPO Solo. Agar kunjungan ke Solo tersebut meriah, bagian
sekolahan mengusahakan uniform, kemeja drill kuning dan kemeja drill biru,
sedang untuk setangan leher untuk mudahnya menggunakan kacu yang banyak dijual
adalah kacu merah berbintik hitam.
Sepulang dari kunjungan ke JPO Solo tersebut
dibicarakan nama dari Padvinder Muhammadiyah. Di rumah Bp. H. Hilal Kauman, RH.
Hadjid mengajukan nama yang dianggap cocok pada waktu itu yaitu HIZBUL WATHAN yang artinya Pembela Tanah
Air. Hal ini mengingat adanya pergolakan di luar negeri maupun di dalam negeri
yaitu masa berjuang melawan penjajah Belanda. Hizbul Wathan resmi dipakai
mengganti nama “padvinder muhammadiyah” pada tahun 1920.
Pada permulaan Jepang, HW nampaknya akan mendapat
kesempatan hidup terus. Selang berapa lama kemudian, pada tahun 1942 pemerintah Jepang melarang berdirinya
organisasi-organisai kepanduan serta pergerakan lainnya.
Kepanduan Hizbul Wathan bangkit kembali pada tanggal
29 Januari 1950 yang diresmikan oleh Bp. Haiban Hadjid. Setelah HW resmi
berdiri lagi, HW dilebur dalam Pramuka tahun 1961, dengan munculnya Kepres no.
238 tahun 1961. Dibangkitkan kembali
oleh PP Muhammadiyah sebagai ortom pada tanggal 18 November 1999 dalam era
reformasi.
SIFAT-SIFAT
KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
1)
Islami, sebagai salah satu dari organisasi otonom
Muhammadiyah, yang mengemban misi dan visi persyarikatan.
2)
Terbuka, artinya dapat menerima siapa saj yang memenuhi syarat
menjadi anggota.
3)
Nasional, artinya diperuntukkan bagi bangsa Indonesia, bergerak
di bumi Indonesia dalam rangka mencerdaskan bangsa.
4)
Sukarela, artinya tidak
ada paksaan atau perintah untuk menjadi anggota.
LAMBANG DAN
SIMBOL KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Lambang gerakan
kepanduan Hizbul Wathan adalah lingkaran matahari bersinar 12 dengan inisial HW
di tengahnya. Simbol gerakan Hizbul Wathan adalah sekuntum bunga melati yang di
bawahnya ada pita bertuliskan Fastabiqul Khairat dalam huruf Arab, bermakna
berlomba-lomba dalam kebaikan. Sinar matahari sebanyak 12 yang di dalamnya
terdapat inisial HW bermakna bahwa
setiap pandu HW diharapkan mampu memancarkan sinar pribadi muslim sehari penuh
kepada masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan, kuncup melati dengan daun
mahkota berwarna putih bermakna suci, berjumlah lima helai bermakna rukun
islam. Daun kelopak berjumlah enam helai (tampak tiga) bermakna rukun iman, dan
dua helai daun bermakna dua kalimat syahadat.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar